Sabtu, 09 September 2017


Masjid Agung Al-Akbar terletak di Jalan Pagesangan, kecamatan Jambangan, Surabaya. Masjid ini dibangun pada 4 Agustus 1995 dan diresmikan pada tanggal 10 November 2000 oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid.
Masjid Al-Akbar adalahi sebuah masjid yang megah dan modern, dan merupakan masjid terbesar kedua setelah Masjid Istiqlal di Jakarta.
Masjid ini menjadi ikon lain dari Surabaya yang berhubungan dengan situs wisata religi. Masjid Agung Al-Akbar berdiri di lahan seluas 11,2 hektar dengan luas bangunan 28.509 meter persegi, panjang 147 meter, dan lebar 128 meter. Masjid ini memiliki dua lantai dan dilengkapi dengan lift dan menara. Para pengunjung yang datang ke masjid dapat juga menikmati pemandangan kota Surabaya, Sidoarjo dan Bangkalan dari atas menara yang memiliki tinggi 99 meter. Pengunjung bisa masuk ke menara hanya dengan Rp. 3000 per orang.

Masjid ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti; kantor sekretariat, As-Shofa ruangan Al-Marwah yang memiliki luas 36 mx 42 m persegi dilengkapi dengan karpet panggung, sound system, AC, 3 spot wifi, 100 buah kursi, ruang ganti dan toilet dan dapat menampung 2000 undangan. Kesan unik dari bangunan ini terletak pada desain dari kubah dengan struktur daun, dengan bangunan kombinasi antara warna biru dan hijau gelap yang memberikan kesan sejuk dan damai. Masjid ini memiliki bangunan utama dan dua bangunan lain yang dapat menembus langsung ke bangunan utama.
Eksterior masjid ini dihiasi dengan berbagai corak ukiran dan kaligrafi. Pintu masuk masjid ini terdiri dari 45 pintu utama, dan semuanya dibuat dari kayu jati berukir. Sementara, interior masjid ini dihiasi oleh ukiran hias dan kaligrafi yang sangat dominan menghiasi dinding masjid. Terdapat rak Alquran tersebar di seluruh masjid dan di bagian atas interior terdapat ornamen kaligrafi dengan panjang 180 meter dan lebar satu meter.
Lebih lanjut tentang arsitektur, keindahan masjid ini benar-benar didukung dengan pencahayaan yang baik. Mulai dari pencahayaan dalam, halaman taman bangunan,, sampai lampu yang menerangi kubah dan menara.

Selain itu, masjid ini menjadi lebih megah dengan keindahan ornamen kaca di dekorasi interiornya. Kaca seni ukirannya telah menjadi kekuatan dan keindahan tersendiri di bidang eksterior dan interior, di samping, hal ini berguna untuk menghemat energi dan untuk meredam kebisingan.
Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menyediakan tempat untuk syiar agama Islam. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan seperti upacara pernikahan syariah Islam yang sering dilakukan di ruangan Zam-zam. Ada juga ruangan Zaitun dan Yasmin yang disediakan untuk para, Haji serta pembacaan dan penyuluhan agama.
Secara keseluruhan, selain dari hal-hal komersial, masjid adalah tempat untuk beribadah dan menjadi rumah bagi mereka yang letih dan lelah, dan setiap orang bisa masuk kedalamnya.

Ciputra Water Park merupakan sebuah wisata air yang berada di kota Surabaya. Dengan luasnya yang mencapai 5 hektar menjadikan Ciputra Water Park Surabaya salah satu yang terbesar di Indonesia. Tempat wisata di Surabaya yang satu ini cocok untuk segala usia baik anak-anak maupun dewasa. Sobat bisa menikmati berbagai wahana yang ada di Ciputra Water Park. Wahana-wahana permainan ini terinpirasi dari sebuah cerita dongeng yakni petualangan Sinbad.
Ciputra Waterpark terletak di kawasan Citraland Surabaya, sehingga bisa dibilang lokasinya sangat strategis. Ketika liburan sekolah tiba, di Ciputra Waterpark digelar sebuah pertunjukan teater tentang Sinbad. Maka tak heran, ketika liburan tiba obyek wisata ini selalu dipadati pengunjung. Ciputra Waterpark memiliki 6 wahana utama diantaranya sirens river, roc tower, Sinbad playground, marina lagoon, chimera pool dan Syracuse beach.

Wahana di Ciputra Waterpark yang paling banyak digemari adalah Syracuse Beach. Wahana ini berupa kolam ombak dengan luas mencapai 1.800 meter persegi dan memiliki kedalaman hingga 120 cm. Disini sobat bisa merasakan sensasi terombang-ambing oleh ombak dan seolah berada di tengah laut. Rasakan juga meluncur dari ketinggian 15 meter dengan jalur yang berkelok kelok di wahana Roc tower. Agar lebih memacu adrenalin gunakanlah ban, maka kecepatanya akan meningkat. Wahana lain yang bisa sobat coba dio Ciputra Waterpark adalah Sirens River yang berupa sungai dengan panjang 480 meter. Dengan menggunakan ban sebagai pelampung untuk menyusuri sungai buatan ini. Selain roc tower ada masih ada menara seluncur bernama racer slide. Papan seluncur ini ketinggianya lebih rendah dibanding Roc Tower yakni hanya 10 meter. Untuk anak-anak disediakan sebuah kolam dengan kedalaman maksimum 40 cm yaitu di Marina Lagoon. Di kolam khusus anak ini disediakan pula papan seluncur mini. Nah jika sobat membawa balita sebuah kolam dengan kedalaman 20 cm bernama Chimera Pool adalah pilihanya.

Selain kolam yang menjadi daya tarik utamanya, di Ciputra Waterpark Surabaya ini juga memiliki fasilitas pendukung lainya seperti flying fox atau trampoline. Namun untuk menikmati keduanya harus membayar biaya tamabahan sebesar Rp 20 ribu untuk flying fox dan Rp 25 ribu untuk Trampoline. Jam buka Ciputra Waterpark adalah mulai jam 1 siang hingga 7 malam untuk hari selasa hingga jumat, sedangkan untuk hari sabtu dan minggu dibuka lebih awal yakni dari jam 10 pagi hingga 7 malam. Tiket masuk Ciputra Waterpark memang agak mahal yakni Rp 70 ribu untuk hari biasa dan untuk akhir pekan adalah Rp 90 ribu.

Siapa yang tak tahu Jembatan Suramadu? Jembatan ini memang termasuk jembatan baru mulai dibangun tahun 2003 dan baru selesai dan diresmikan pada 10 Juni 2009. Jembatan Suramadu merupakan jembatan terpanjang di Indonesia dengan panjang 5.438 meter. Menghabiskan biaya yang tidak sedikit tentunya yaitu sekitar 4,5 triliun rupiah.
Menghubungkan dua pulau di Indonesia sesuai dengan namanya Suramadu yang berarti Surabaya dan Madura. Jembatan yang gagah ini terdiri dari tiga bagian. Pertama adalah jalan layang yang berada disisi masing-masing pulau dengan panjang disisi Surabaya sekitar 1458 meter dan disisi Madura 1818 meter, setelah itu disambung dengan jembatan penghubung yang masing-masing panjangnya sekitar 627 meter, dan yang terakhir adalah jembatan utama yang ada ditengah-tengah yang terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping yang panjangnya 192 meter dan bentang utama yang panjangnya 434 meter.

Meskipun tujuan utama jembatan ini dibangun yaitu untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura baik dibidang infrastruktur maupun ekonomi, namun jembatn ini juga menjadi salah satu tujuan wisata favorit baik warga sekitar ataupun para traveller yang sengaja datang dari luar kota untuk melihat secara langsung indah dan gagahnya Jembatan Suramadu ini.
Pemandangan di Jembatan Suramadu ini memang cukup menarik. Di siang hari saat Anda melintas melalui jembatan ini, Anda bisa memandang Selat Madura dari atas jembatan. Lautan yang mengelilingi samping kanan dan kiri Anda membuat Anda menikmati sensasi serasa terbang di atas laut. Dan jika Anda memandang ke arah Surabaya, Anda bisa melihat patung Jalesveva Jayamahe dan kawasan Pantai Kenjeran, sesekali Anda juga bisa menyaksikan kapal yang sedang berlayar. Malam hari di Jembatan Suramadu pun tak kalah cantiknya. Lampu-lampu yang berada di menara jembatan menghasilkan kombinasi warna-warni yang indah dipandang mata dan membuat suasana lebih menarik. Sangat tepat untuk diabadikan dengan kamera.

Ada cara asyik lainnya untuk menikmati Jembatan Suramadu selain melalui atas jembatan ini, yaitu dengan cara naik kapal atau menyewa perahu. Jika naik kapal Anda harus terlebih dahulu ke Pelabuhan Tanjung Perak. Namun jika Anda memilih mengunakan perahu, penyewaan perahu bisa Anda temukan di dekat kaki Jembatan Suramadu. Jika menggunakan perahu Anda bisa melewati kolong jembatan, tapi jika menggunakan kapal jaraknya lebih jauh.

Hello Traveller, kalau kalian sedang berlibur di Surabaya dan bosen hanya keliling dari Mall ke Mall, cobalah menikmati suasana berbeda dengan mampir ke Museum Mpu Tantular. Mungkin  kalian akan mengernyitkan dahi atau mengendikkan bahu. Ogah! Males! Eits tunggu dulu.
Saya juga awalnya begitu. Sama sekali tidak tertarik pergi ke sana. Beberapa kesempatan, saya ke Museum Mpu Tantular, hanya di seputar Aula karena menghadiri suatu acara. Salah satu fasilitas memang Aula yang bisa disewa oleh masyarakat umum. Nah, beberapa waktu lalu, saya meyempatkan diri karena kewajiban sebagai seorang Ibu, menemani anak he he. Ternyata, saya sangat menikmati jalan-jalan saya hari itu.


Gapura

Dibandingkan tiket nonton film, tiket masuk ke museum hanya sepersepuluhnya saja. Yaitu untuk dewasa Rp. 4000,-  untuk anak-anak Rp. 3.000,-. Tuh kan murah pakai banget. Museum hanya buka di hari Selasa hingga Minggu.  Untuk hari Senin dan hari besar, ruang pameran tutup. Tapi jika membutuhkan informasi seputar acara budaya, kantor pelayanan tetap dibuka. Hari Selasa hingga Kamis, buka dari pukul 08.00 WIB hingga 15.00 WIB. Hari Jum’at, Sabtu dan Minggu ditutup lebih cepat sekitar pukul 13.30 WIB

Museum Mpu Tantular resmi menempati lokasinya yang sekarang di Jalan Buduran Sidoarjo (sebelah barat Jembatan Layang Buduran), tanggal 14 Mei 2004. Sebelumnya berlokasi di Jalan Taman Mayangkara No. 6 Surabaya, yang sekarang menjadi Gedung Perpustakaan Bank Indonesia. Tempatnya sangat mudah dijangkau. Dari terminal Bungurasih hanya sekitar, 10 km. Kalau ditempuh dari pusat kota Surabaya sekitar 17 km. Bisa naik kendaraan pribadi atau angkot. Kamu tinggal melalui jalan raya utama yang membelah kota Surabaya, lurus ke  arah selatan. Ingat, jika sudah menemui Jembatan Layang Buduran, kamu harus melewati jalan di bawah, jangan naik ke jembatan yaa…

Di area museum yang luasnya sekitar 3,28 hektar, panca indra akan dimanjakan dengan berbagai macam artefak dan  benda bernilai sejarah. Mulai dari koleksi uang kuno, perhiasan, kendaraan kuno, alat-alat dari batu dan lain-lain. Di areal museum ada sekitar 12 unit bangunan.  Di pintu masuk kita akan disambut oleh sebuah joglo yang lumayan luas. Biasanya pengunjung memanfaatkannya untuk duduk-duduk melepas lelah, setelah berkeliling museum.

Kemarin saya menyusuri hampir ke semua bagian museum. Hanya saja, saya tidak sempat masuk ke Gedung Perpustakaan dan Gedung Pameran Tuna Netra karena  tutup. Inilah sekilas hasil cuci mata dengan benda-benda kuno.
Perpustakaan yang belum sempat saya singgahi.


SURABAYA,  - Salah satu tema wisata yang menarik di Surabaya ialah wisata baharinya. Tak hanya pantai, kota ini memang merupakan pangkalan TNI Angkatan Laut terbesar sejak zaman kemerdekaan.
KompasTravel bersama tim Merapah Trans Jawa saat memantau mudik lebaran 2017 di Surabaya, Jawa Timur, sempat menelusuri salah satu jejak kejayaan maritim Indonesia di sini.
Destinasi maritim yang sayang untuk Anda lewatkan ialah Monumen Kapal Selam ( Monkasel), yang berlokasi di Jalan Pemuda, tepat di sisi Sungai Kalimas, Surabaya.

Sebelum masuk, wisatawan akan disambut pemandu wisata yang menggunakan seragam pelayar putih biru. Tetapi seragam ini hanya digunakan pada hari Selasa, Rabu dan Sabtu.
“Ini dibuat untuk mengenang masa awal kejayaan maritim Indonesia. Dulu Surabaya kan pangkalan Armada Laut Timur yang besar,” ujar Retno, salah satu pemandu kepada KompasTravel, Selasa (19/6/2017).
Wisatawan sedang mencoba periskop yang masih berfungsi di Monumen Kapal Selam, Surabaya, Selasa (19/6/2017).(KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA)
Monumen ini merupakan kapal selam asli milik TNI Angkatan Laut, tipe Whiskey Class buatan Uni Soviet tahun 1952.Memiliki nama KRI Pasoepati dengan nomor lambung 410, kapal selam dengan panjang 76,6 meter, lebar 6,30 itu bisa dimasuki wisatawan. Kapal ini ternyata resmi dimiliki Indonesia pada 29 Januari 1962, setelah didatangkan langsung dari Vladivostok, Uni Soviet.
Dalam masa kejayaannya kapal ini bersama 10 kapal selam dengan jenis yang sama berperan penting untuk pembebasan Irian Barat. Tepatnya ia menjalankan operasi Antareja Jaya Wijaya, dalam pembebasan tersebut.

Pemindahan kapal ini ke Surabaya ternyata bukan perkara mudah. KRI Pasopati harus dipotong menjadi 16 bagian dan selanjutnya dibawa ke area Monkasel kemudian dirakit kembali menjadi sebuah monumen.
Monkasel di sisi Sungai Kalimas ini disebut-sebut merupakan Monkasel terbesar di kawasan Asia. Bahkan pengelola wisata dan pemandu dari Turis Information Centre Surabaya, Sultan mengatakan yang memiliki museum kapal selam, kurang dari lima negara di dunia.

“Hanya beberapa negara maritim di dunia yang punya museum kapal selam untuk edukasi seperti ini, di Inggris ada dua, Asianya di Surabaya,” kata Sultan dari TIC Surabaya kepada

Wisata Jembatan Merah di Surabaya adalah salah satu tempat wisata yang berada di Wisata Jembatan Merah di Surabaya adalah tempat wisata yang ramai dengan wisatawan pada hari biasa maupun hari liburan.
Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas kita sehari hari. Wisata Jembatan Merah di Surabaya memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sangat di sayangkan jika anda berada di kota Surabaya tidak mengunjungi wisata Jembatan Merah di Surabaya yang mempunyai keindahan yang tiada duanya tersebut.
Wisata Jembatan Merah di Surabaya  sangat cocok untuk mengisi kegiatan liburan anda, apalagi saat liburan panjang seperti libur nasional, ataupun hari ibur lainnya.  Keindahan wisata Jembatan Merah di Surabaya ini sangatlah baik bagi anda semua yang berada di dekat atau di kejauhan untuk merapat mengunjungi tempat wisata Jembatan Merah di kota Surabaya.


Lokasi

 

Dimana lokasi Wisata Jembatan Merah di Surabaya? seperti yang tertulis di atas lokasi terletak di Tetapi jika anda masih bingung di mana lokasi atau letak Wisata Jembatan Merah di Surabaya saya sarankan anda mencari dengan mengetik Wisata Jembatan Merah di Surabaya di search google maps saja. Di Google maps sudah tertandai dimana lokasi yang anda cari tersebut.

Daya Tarik

Wisata Jembatan Merah di Surabaya merupakan tempat wisata yang harus anda kunjungi karena pesona keindahannya tidak ada duanya. Penduduk lokal daerah Wisata Jembatan Merah di Surabaya juga sangat ramah tamah terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Kota Surabaya  juga terkenal akan Wisata Jembatan Merah di Surabaya yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Jembatan Merah dibentuk atas kesepakatan Pakubowono II dari Mataram dengan VOC sejak 11 November 1743. Dalam perjanjian disebutkan bahwa beberapa daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan ke VOC, termasuk Surabaya yang berada di bawah kolonialisme Belanda.

Jembatan merah ini merupakan salah satu spot yang paling bersejarah dan terkenal di Surabaya, jadi mungkin banyak juga yang penasaran ingin mengunjungi. Tapi, sebenarnya nggak begitu banyak sih yang bisa dilakukan di sini. Jembatan ini lebih seperti jembatan biasa daripada suatu objek wisata. Tapi, di sekitar jembatan ini ada banyak spot-spot menarik lainnya.   
Kawasan Jembatan Merah merupakan lokasi perjuangan arek-arek Suroboyo, sekaligus tempat tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby. Banyak bangunan dan gedung bersejarah yang masih terjaga keasliannya. Selain itu, terdapat pula pusat perbelanjaan yang terkenal di Surabaya yaitu, Jembatan Merah Plaza.
 
Akhir akhir ini di Surabaya, banyak banget bermunculan cafe cafe baru, ga cuma cafe sih, dari restaurant, kaki lima, coffee shop, semuanya tumbuh di Surabaya. Mulai dari Timur sampe Barat.
Dan karena mimin gamau ketinggalan, langsung deh begitu denger ada yang baru, langsung deh cus ke Babeh St. Pas mimin kesana, masih soft opening.
Kalo denger kata Babeh St., langsung keinget jalanan di Singapore banget gak sih? Hahaha.. Pas pertama kali denger Babeh, langsung kepikiran dua macem: ini makanan Arab atau jualan Babi ya? Dan ternyata dua duanya salah besar.
Jadi gimana nih suasana di Babeh St


Di Babeh St. ini ada bagian outdoor, indoor, dan indoor. Loh indoornya kok ada dua? Jadi ada indoor yang gede, sama indoor yang kaca kaca. Entah indoor yang kaca kaca buat smoking area.. atau bukan.. Takut sotoy, hahaha.
Suasana di outdoor agak panas, karena aku kesana pas sekitar jam 3 sore. Cuma kebantu kipas angin. Dan suasana di luar sana engga terlalu photogenic, ada tangga annoying di bagian utara. Tapi di barat, ada tembok indah dengan pohon2 an gitu! Rumput2 kind of lah ya..
Oh iya, nilai plus di Babeh St ini, mereka punya kursi yang bisa dibalik jadi tangga.
Iya, di balik jadi tangga!
Gausah kaget deh.
HAHAHAHA.
Beneran..
Jadi kalo mau foto2 ala2 hands in frame, flatlay, udah ga perlu naik kursi lagi, dan diliatin orang2 karena malu. Lha wong si Babeh St. nya sudah memfasilitasi. :p
 

Nah kalo ini bagian favoriteku, indoor ruang kaca. Jadi buat foto2 makanan terang banget, meskipun kaca kaca, AC didalemnya bisa bikin tempat ini tetep dingin. Super instagenic, oke banget. Tempat duduknya ada sofanya, bisa buat bobok bobok lucuk, nongkrong lama!


  • Foods & Beverages!
 
Ini bagian yang selalu aku tunggu-2 tiap ngereview sesuatu. Makanannya broh! Aku ga mesen banyak2 sih pas kesini, karena udah kenyang banget, ini restoran ke empat yang aku kunjungi di hari itu. Tapi, lidahku gabisa dibohongin. Makanan disini ennnnnakk! Dan ini.. nasi gila mereka. Bener bener rasa yang pernah ada tidak terlupakan banget. Saos nasi gila mereka ini enakkk banget, campuran sosis, telur orak arik, bumbu kecapnya, cabenya pedesnya juga pas, dan porsinya pas, Fix, ini wajib banget kalian pesen kalo kesini.
Ditambah lagi kerupuknya. Aduh… Tolong…


 Makanan kedua yang aku pesen adalaaah, Gado Gado! Pesen ini alesannya karena: Sehat. Hahaha, bener kan, gado gado sehat banget. Dari isinya yang sayur2 an, tempe tahu yang mengandung protein, lontong untuk karbohidrat. Untuk gado gadonya, taste good, bumbunya ga kemanisan, kentelnya pas, suka sih!



Parking Lots: Luas, bisa untuk 7-8 mobil didalem. Or maybe more, 10 deh. Kalo masih ga cukup, bisa parkir di pinggiran Jalan Slamet. Parkir bayar 3.000 ke Satpamnya.
Wifi: Kemarin sih belum ada.
Payment methods: Masih cash aja. Belum bisa pake cards.
Dresscode: No. Alamat: Jalan Slamet No. 31 Surabaya (near SMA Komplek)
Opening Hours:  Weekday 11.00-22.00, Weekend 11.00-23.00
Contact Person:
e-mail: babeh.street@gmail.com
Phone: +6231-5350730

Another venue checklist to visit buat para pecinta kopi nih, Calibre Coffee. Dekornya bertema urban cafe, jadi interiornya itu didominasi sama kayu, warna gelap, kaca transparan, dan lampu kuning yang remang-remang. Jadi kesannya itu clean, minimalist, dan chic.


Bagus dan minimalis bingits yah? Jadi ga perlu ke Aussie lagi buat cari urban cafe, di Surabaya aja udah ada hehehe. Yang di atas adalah foto di dalam lokasi indoornya, sedangkan yang di bawah ini foto untuk lokasi outdoornya.

 Dijamin betah deh nugas ato kerja ato nongkrong disini, ada wifinya loo. Jadi langganan pelajar juga soalnya deket sama beberapa sekolah. Uniknya, di Calibre ini kopinya mereka panggang sendiri kayak di foto atas. Jarang-jarang lo nemu cafe yang begini ini. Makanya ga heran kalo kopi di sini itu terkenal enak.

 Sambil nyeruput Cappuccino (30k) ada baiknya juga kalo kamu ditemenin sama Tuna Melt Panini (55k) yakni roti panini yang ditumpuk dan tengahnya diisi sama ikan tuna serta sayuran, biar makin komplit gitu sekalian lunch kan ya hehe

 Atau alternatif lainnya buat yang ga seberapa doyan kopi, kamu bisa pesen Green Tea Frappe (40k) yang bubuk green tea nya asli tanpa pewarna atau perasa sama Triple Decker Sandwich (60k) yang terdiri dari roti sandwich isi telur mata sapi, daging, dan sayur dilengkapi juga sama kentang goreng, a quite big portion yah.

 Terus alternatif terakhir ada Hot Chocolate (37k) sama Choco Hazelnut Croissant (35) yang sempet booming akhir-akhir ini, rasanya pas alias cucok buat para pecinta coklat. Croissantnya itu mak nyes, lembut pas dimakan dan sausnya yang di tengah itu mirip coklat tapi rasanya hazelnut. Manis ketemu manis jadinya manis kuadra.

 Ohya, ada menu saladnya juga ding buat yang lagi pingin makanan sehat, namanya Organic Mixed Greens with Berry Vinaigrette (40k) yang terdiri dari sayuran hijau dikasih buah berry sama keju. Mari mari mampir!

Gending Becek mengalun mengiringi satu persatu pemain okol naik ke arena pertarungan. Irama yang terdengar terasa membakar semangat dan keceriaan yang bersahaja di siang yang terik. Pemandu acara terus berkoar menggiring masyarakat sekitar untuk segera merapat, untuk menyaksikan ajang yang hanya dihelat setahun sekali itu.
Dari semula, ajang okolan mampu menarik perhatian banyak peserta tanding dan penonton dari berbagai daerah, terutama di sekitar kawasan Sambikereb. Di kelurahan, yang kabarnya memiliki area terluas di Kota Madya Surabaya ini, olahraga tradisional yang satu ini masih bisa dinikmati. Walaupun untuk menyaksikannya harus menunggu di rentang antara bulan September-Oktober.
Dengan bertelanjang dada, serta perlengkapan ala kadarnya para petarung ini berdiri menatap lawan. Mencermati setiap jengkal bagian tubuh masing-masing. Seakan membaca titik kelemahan musuh yang ada di hadapannya.
Saling berhadapan, berangkulan menggenggam selendang yang terikat di pinggang lawan. Dengan posisi seperti saling mendorong, menunggu aba-aba untuk mulai. Sebenarnya mereka tidak akan pernah ditarungkan satu sama lain, bila keduanya tidak sepadan.

 Pesertanya selama ini adalah masyarakat umum, siapa saja yang berminat ikut tinggal mendaftar. Maka di arena nantinya oleh Pelandang (semacam wasit pertarungan) akan dicarikan lawan yang sebanding. “Sebanding dalam hal ini adalah ukuran besar dan tinggi badan, karena di sini adalah ajang unjuk kekuatan,” papar Sudjiantoko, warga setempat. Yang sering terjadi, biasanya bila lawan tidak sebanding maka lawan yang lain tidak mau bertarung. Dan mereka bisa memilih lawan lainnya yang sepadan dengannya.
Beberapa piranti yang digunakan dalam olahraga tradisional yang cukup ken tal di kalangan masyarakat Sambikereb ini adalah udeng, selendang, dan payung untuk petarung. Udeng harus dikenakan oleh peserta tanding sebagai tanda yang membedakan antara petarung dengan penonton. Selendang dilingkarkan dan diikat pada bagian pinggang petarung. Sementara payung sekedar sebagai simbal untuk menghormati para petarung yang hendak turun ke arena laga.
Bambu, tali (tampar), dan jerami digunakan di arena okol. Bambu sebagai penyangga batas dimana satu sama lain saling dihubungkan dengan tampar. Pembatas arena ini juga berfungsi sebagai pembatas penonton agar tidak masuk ke dalam arena olahraga yang meyerupai gulat itu. Jerami sebagai alas, sekaligus melindungi petarung dari cedera ketika dibanting.
Kalau masa dulu okolan ini biasa diselenggarakan di tanah lapang atau di sawah, atau pula di halaman rumah yang cukup luas. Setidaknya di lahan yang bisa menampung orang banyak, yang datang untuk menonton pertarungan gulat tradisional tersebut. Tetapi sekarang karena semakin terbatasnya lahan, dan agar para penonton bisa melihat dengan sempurna setiap pertarungan, maka okolan kini dilakukan di atas panggung yang dibuat membentuk arena.
Dan kelengkapan yang lain, seperti alas yang disiapkan dari bahan jerami. Menurut sumber Mossaik, sempat digunakan alas matras atau kasuran. Tetapi kemudian tidak dipakai lagi karena dianggap kurang pas. Mengingat ini olahraga tradisional, dan lebih pas bila menggunakan bahan yang alami yang mudah didapat di sekitar.

Dari tumpukan jerami tersebut, akan mengepul debu bila kejatuhan badan para petarung. Tak sedikit di antara para penonton harus menutup wajahnya untuk menghindari sergapan debu yang dibawa angin. Belum lagi rasa gatal di badan para pegulat, kala mereka harus berguling-guling di atasnya. Namun semua itu merupakan bagian yang mewarnai keceriaan dalam menyaksikan okolan.
Peralatan lain yang melengkapi adalah gamelan untuk mengiringi pertarungan. Alat musik tradisional ini dimainkan menjelang pertarungan dimulai. Tujuannya adalah untuk memberi semangat. Jenis gending yang dimainkan adalah gending becek.
Sebagai salah satu rangkaian dari upacara adat, okolan mempunyai tujuan umum sebagai ajang silaturahmi dan persahabatan di antara masyarakat. Hanya sekedar hiburan, namun mampu hadirkan kebersamaan.
Apakah Tari Lenggang itu? 
 
Tari Lenggang adalah salah satu tarian selamat datang yang khas dari Surabaya, Jawa Timur. Tarian ini dimainkan oleh beberapa penari wanita yang menari dengan gerakan yang indah dan anggun. Tari Lenggang Surabaya ini merupakan adaptasi pengembangan dari kesenian sebelumnya yaitu Tari Tanda’an/ Ledek Tayub dan Sandur Madura.
Menurut sejarahnya, Tari Lenggang ini diciptakan oleh Dimas Pramuka Admaji pada tahun 1995. Pada saat itu dia diminta untuk menciptakan suatu tarian penyambutan untuk memeriahkan hari jadi Surabaya. Permintaan tersebut disambut baik oleh Dimas Pramuka Admaji dengan memasukan berbagai unsur budaya dan seni yang ada di Surabaya pada tarian kreasinya. Dalam tarian tersebut dia mengembangkan tarian yang gerak dan penyajiannya mengacu pada kesenian Tanda’an dan Sandur Madura. 
Setelah melalui proses observasi dan penggarapan yang baik maka jadilah Tari Lenggang ini. Tarian ini pertama kali dipentaskan pada acara hari jadi kota Surabaya di kediaman walikota Surabaya. Pada acara tersebut dihadiri oleh tamu – tamu besar, baik dalam negeri maupun mancanegara. Melalui penyajian tari yang baik, Tari Lenggang ini mendapat apresiasi dari para tamu yang datang. Dari situlah awal kemunculan Tari Lenggang yang hingga kini dijadikan sebagai salah satu tarian selamat datang untuk tamu besar yang datang ke Surabaya.
Dalam pertunjukan Tari Lenggang ini penari bisa ditampilkan secara individu, berpasangan atau berkelompok. Untuk gerakan Tari Lenggang ini lebih menekankan gerakan kepala, tangan, dada dan pinggul. Selain itu dalam tarian ini juga didominasi dengan gerakan memainkan selendang yang biasanya dikenakan di leher penari. Dalam pertunjukannya, penari menari dengan gerakan yang lemah gemulai dan penuh perasaan sesuai dengan iringan musik pengiringnya.
Musik pengiring dalam pertunjukan Tari Lenggang ini biasanya menggunakan iringan gamelan jawa dengan laras slendro yang menjadi ciri khas musik Gamelan Jawa Timur. Iringan musik ini harus dipadukan dengan gerakan tarian sehingga memunculkan penyajian tari yang serasi. Gendhing yang di gunakan biasanya merupakan Gendhing Jawa Timuran seperti walang kekek, jaranan, jula juli dan lain – lain. Selain musik juga terdapat tambahan seperti gaya vocal tanjung perak yang menjadi identitas kota Surabaya dan merupakan pengembangan dari Sandur Madura dan Remo putri
Selain gerakan yang indah dan dinamis, penari juga terlihat cantik dengan tata rias dan busana yang khas. Untuk busana Tari Lenggang ini merupakan pengembangan dari busana Tari Tanda’an, Tari Sandur Madura, dan Ning Surabaya yang dikemas dengan penuh warna. Pada tubuh bagian atas penari menggunakan kebaya pada bagian dalam dan kemben di bagian luar dengan berbagai ornament garis  sebagai pemanis. Pada bagian bawah penari menggunakan kain panjang Batik Pekalongan atau Batik Madura dengan aksen berbentuk jarit dan warna sesuai dengan kebaya. Selain itu berbagai aksesoris sebagai pemanis seperti bokongan, sampur, sabuk/ ebog, giwang, cundhuk, dan konde pada bagian kepala. Selain itu didukung dengan tata rias yang di sesuai kan dengan warna busana yang digunakan sehingga terlihat ekspresif dan cantik.
 
Apakah Tari Remo itu?

Tari Remo adalah tarian tradisional Jawa Timur yang menggambarkan keberanian seorang Pangeran yang berjuang di medan perang. Tarian ini sering ditampilkan dalam pergelaran kesenian Ludruk sebagai pengantar pertunjukan. Selain itu Tari Remo ini juga ditampilan sebagai tarian selamat datang dalam menyambut tamu besar yang datang ke sana. Tarian ini sangat terkenal di Jawa Timur dan menjadi salah satu icon kesenian tari di sana.
Menurut sejarahnya, Tari Remo ini awalnya diciptakan oleh para seniman jalanan pada jaman dahulu dengan mengangkat tema seorang Pangeran yang gagah berani. Tarian ini mulai diperkenalkan ke masyarakat luas dengan cara mengamen. Seiring dengan perkembangannya tarian ini mulai diangkat dan dijadikan sebagai tarian pembuka dalam pertunjukan Ludruk. Sejak saat itulah Tari Remo mulai banyak dikenal oleh masyarakat luas. Dalam perkembangannya, Tari Remo juga ditampilkan secara terpisah sebagai tarian selamat datang untuk tamu kehormatan atau tamu besar yang datang ke Jawa Timur.
Tari Remo ini umumnya dibawakan oleh para penari laki – laki  dengan gerakan yang menggambarkan seorang Pangeran yang gagah berani. Namun seiring dengan perkembangannya, Tari Remo ini tidak hanya dibawakan oleh penari pria saja namun juga penari wanita. Sehingga memunculkan Tari Remo dengan jenis lain yang biasa disebut Tari Remo Putri.
Gerakan dalam Tari Remo lebih mengutamakan gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Dalam pertunjukannya penari dilengkapi dengan gelang lonceng kecil yang dipasang di pergelangan kaki. Sehingga saat penari melangkah atau menghentakkan kakinya maka lonceng kecil tersebut akan berbunyi. Gerakan tersebut biasanya dipadukan dengan iringan musiknya, sehingga suara lonceng tersebut dapat berpadu dengan musik pengiring. Selain gerakan kaki, yang menjadi karakterisitik gerakan Tari Remo adalah gerakan selendang atau sampur, gerakan kepala, ekspresi wajah dan kuda – kuda penari.
Dalam pertunjukan Tari Remo, penari harus bisa memadukan gerakannya dengan musik pengiring. Hal ini di butuhkan karena bila gerakannya tidak padu, maka suara gelang lonceng di kaki penari akan menimbulkan suara yang tidak pas dengan musik pengiring. Dalam pertunjukan Tari Remo ini biasanya diiringi oleh musik Gamelan yang terdiri dari bonang, saron, gambang, gender, sinter, seruling, kethuk, kenong, kempul, dan gong. Jenis irama atau gendhing yang dibawakan oleh musik pengiring biasanya seperti jula – juli dan tropongan. Selain itu juga gendhing walangkekek, krucilan, gedok rancak dan gendhing lainnya. Untuk Tari Remo dalam pertunjukan kesenian Ludruk biasanya penari juga menyelakan sebuah lagu di tengah – tengah tariannya.
Untuk busana penari remo bermacam – macam dan setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, diantaranya seperti Gaya Sawunggaling, Surabayan, Malangan, dan Jombangan. Busana Tari Remo pada dasarnya menggunakan ikat kepala berwarna merah, baju lengan panjang, celana sepanjang lutut, kain batik pesisiran, setagen yang diikat di pinggang, keris yang diselipkan di belakang, selendang di bahu dan di pinggang dan gelang lonceng yang dikenakan di pergelangan kaki. Namun untuk Tari Remo gaya putri mempunyai busana yang berbeda dengan gaya busana Tari Remo yang asli, yaitu memakai sanggul, mekak hitam yang menutup dada, rapak yang menutupi bagian pinggang sampai lutut, dan satu selendang yang disematkan di bahu.
Jembatan Suroboyo, yang diresmikan pada Sabtu sore, 9 Juli 2016, kini mulai dipadati pengunjung pada Selasa,  12 Juli 2016. Para pengunjung rata-rata foto bersama dan foto selfie di atas anjungan Jembatan yang Seakan melingkar di pantai Kenjeran Surabaya itu.




Muda-mudi juga terlihat mengabadikan moment di atas jembatan itu. Mereka juga mengabadikan dalam bentuk video setiap gerak-gerik mereka di atas jembatan yang tepat di bawahnya laut lepas itu.

Bahkan, para pengendara sepeda motor dan mobil sudah diperkenankan untuk melintas di jembatan yang dilengkapi air mancur menari itu. Sebab, pasca diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Sabtu lalu, jembatan itu belum dibuka untuk umum, dan baru dibuka sejak tadi siang.

"Tadi siang sekitar jam 13.00 jembatan ini sudah dibuka untuk umum," kata Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum Kecamatan Bulak, Widodo, saat ditemui Tempo di sela menertibkan kendaraan di atas Jembatan Suroboyo, Selasa 12 Juli 2015.

Widodo mengatakan pembukaan jembatan itu awalnya sudah ditinjau langsung oleh Kepala Satpol PP Surabaya, Kepala Dinas PU dan Pematusan, serta Pelaksana Tugas Dishub Surabaya. Oleh karena itu, hingga saat ini personel Dishub dan Satpol PP disiagakan di atas jembatan menertibkan kendaraan para pengunjung. "Jadi, selama berada di atas jembatan kendaraan tidak boleh berhenti," tutur Widodo.

Jembatan itu, kata dia, akan dibuka terus untuk umum. Sedangkan air mancurnya hanya akan dioperasikan setiap Sabtu malam atau malam minggu. "Malam minggu itu hanya dinyalakan 60 menit, dari pukul 20.00-21.00," katanya.

Para pengunjung itu semakin sore semakin banyak. Para pengendara berjalan pelan ketika melintas di atas jembatan. Bahkan, banyak pengendara sepeda motor dan mobil yang berhenti sejenak untuk menanyakan jadwal pembukaan jembatan itu dan jadwal pengoperasian air mancur menari itu.

Salah satu pengunjung warga Arosbaya Bangkalan, Mohammad Syaiful mengatakan sengaja ke Surabaya untuk melihat langsung Jembatan itu. Sebab, selama ini hanya tahu jembatan itu dari media. "Tadi saya berangkat jam 14.00, khusus untuk melihat jembatan ini, karena penasaran," katanya Syaiful yang berkunjung dengan keluarganya itu.

Syaiful merasa takjub dengan keindahan Jembatan yang panjangnya 800 meter itu. Bahkan, ia mengatakan bahwa jembatan itu hampir sama dengan jembatan di Sidney yang dilihatnya di internet. "This is amazing," ujarnya.

Hingga saat ini, para pengunjung terus mengalir dan memadati Jembatan Suroboyo yang menjadi ikon baru di Kota Surabaya tersebut.
Bila anda tinggal atau pernah singgah ke kota Surabaya biasanya tidak merasa asing dengan kebiasaan masyarakat lokal yang ada kalanya mengucapkan sapaan pada temannya dengan menggunakan kata umpatan, yaitu “jancuk”.
Nah, Kata umpatan inilah yang akhirnya dijadikan menu andalan oleh Surabaya Plaza Hotel yaitu “Nasi Goreng Jancuk” dan ternyata sambutan masyarakat dan pecinta kuliner Kota Surabaya terhadap nasi goreng jancuk sangat baik.
Entah apa alasan hotel ini menjadikan jancuk sebagai nama menu nasi goreng andalan mereka, mungkin karena kata ini adalah salah satu icon kota Surabaya atau mungkin kebiasaan dari orang-orang yang sering mengumpat setelah makan nasi goreng ini.
Namun berdasarkan cerita dari pecinta kuliner kota Surabaya, konon katanya awal mula penyebutan nama nasi goreng jancuk adalah karena Chef Eko Sugeng Purwanto yang merupakan salah satu chef di Surabaya Plaza Hotel.
Pada mulanya Chef Eko membuat nasi goreng untuk para temannya, kemudian ditambahkan dengan cabe rawit dengan jumlah yang banyak.
Nah, akibatnya setelah melahap sendok pertama nasi goreng tersebut maka teman-temannya segera mengumpat “Jancuk !! pedes cak !!”
nasi goreng jancuk
Nasi goreng Jancuk yang ditawarkan oleh Surabaya Plaza Hotel ini memang punya kelebihan rasanya yang super pedas dan porsi yang sangat banyak, bahkan cukup untuk 4-5 orang untuk tiap 1 porsi yang disajikan langsung di atas penggorengan.
Sebelum menyantap nasi goreng jancuk anda akan merasakan aroma nasi goreng dan pastinya anda akan merasa tidak sabar untuk segera melahap nasi goreng jancuk.
paket nasi goreng jancuk
Untuk tiap 1 porsi nasi goreng jancuk menggunakan 20 cabe rawit (kabarnya mencapai 30 cabe rawit) serta masih dikasih tambahan sambal, bumbu rempah, dan bersiaplah untuk mandi keringat pada saat menyantap nasi goreng ini.
Pada saat pertama melahap nasi goreng ini anda akan merasakan sensasi pedas dan rasanya yang rame karena ada campuran daging udang, ayam , bumbu rempah, telur ayam, dan bawang goreng dengan tambahan krupuk udang dan acar.
Harga nasi goreng jancuk untuk 1 porsi adalah Rp 150.000,- yang terdiri dari 1 porsi nasi goreng jancuk (4-5 orang) yang disajikan langsung di atas penggorengan dan 1 pitcher es teh, cukup terjangkau jika makan nasi goreng ini bersama keluarga atau teman-teman.
Lokasi nasi goreng jancuk cukup mudah ditemukan karena letaknya berada di pusat kota Surabaya yaitu di Kartini Restoran yang ada di dalam Surabaya Plaza Hotel, Plaza Boulevard, Jalan Pemuda 31-37 – Surabaya.
Pada beberapa waktu yang lalu pihak hotel Surabaya Plaza mengadakan lomba makan gratis dimana peserta lomba harus menghabiskan 1 porsi nasi goreng jancuk.
Belum lengkap rasanya jika anda belum mencicipi Nasi Goreng Jancuk jika berkunjung ke kota Surabaya apalagi jika anda adalah salah satu dari pecinta kuliner pedas.
Karena brand nasi goreng jancuk sangat terkenal maka cukup banyak restoran, rumah makan atau bahkan pedagang kaki lima yang juga menggunakan istilah nama nasi goreng jancuk namun dijual dengan harga yang lebih murah pastinya.
Namun jika anda ingin mencicipi nasi goreng jancuk yang asli maka anda bisa berkunjung ke Kartini Restoran yang ada di Surabaya Plaza Hotel yang tempatnya tepat berada di belakang pusat perbelanjaan Delta Plaza, Sebelah kiri setelah pintu masuk Hotel Surabaya Plaza.
restoran kartini

Pilihan paket menu nasi goreng jancuk
– 1 porsi Nasi Goreng Jancuk = Rp 133.100,-
– Paket 1 porsi Nasi Goreng Jancuk + 1 pitcher es teh = Rp 150.000,
– Paket 1 porsi Nasi Goreng Jancuk + 2 pitcher es teh = Rp 190.000,
Salah satu kuliner lawas yang sampai sekarang masih eksis bahkan di wariskan secara turun – temurun adalah Tahu Tek. Di berikan nama tahu tek, karena memang bahan pembuatnya sebagian besar adalah tahu sedangkan nama “tek” berasal dari suara gunting yang di gunakan untuk memotong tahu tersebut menjadi potongan kecil – kecil.

Makanan khas Surabaya ini terdiri dari potongan lontong, tahu, kentang goreng, telur semuanya di campur menjadi satu lantas di siram dengan saus berwarna coklat kehitaman. Saus ini terbuat dari campuran petis dan kacang, itulah rahasianya mengapa saus tahu tek ini terasa legit. Tidak lupa di atasnya penjual akan membarikan banyak kerupuk gurih dan renyah yang berukuran kecil sebagai topingnya.
Di kota Surabaya ini banyak penjual makanan khas Surabaya ini, semuanya mengandalkan resep keluarga yang di jaganya selama puluhan tahun.
1. Tahu Tek Pak Ali
Tahu Tek Pak Ali ini adalah kuliner yang paling banyak di cari oleh warga Surabaya maupun warga luar kota yang sedang berkunjung ke Surabaya. Warung Tahu Tek ini terletak di jalan Dinoyo 147-A Surabaya. Olahan Tahu Tek ini menggunakan bumbu special rahasia keluarga yang sudah terkenal kelezatannya sejak tahun 1970.
Pak Ali menegaskan bahwa semua racikan bahan-bahan yang digunakan untuk bahan gado-gadonya adalah bahan segar dan telah terjamin tingkat kebersihannya. Di dinding warungnya terdapat pula beberapa artis baik dari Surabaya maupun Ibukota yang pernah mencicipi kelezatan makanan khas Surabaya ini di warungnya.
Baca : Jadi Tahanan di Mie Rampok Surabaya
2. Tahu Tek Pak Jayen
Khusus untuk Tahu Tek Pak Jayen ini buka-nya hanya pada malam hari. Hal ini karena lokasi warung yang di gunakan untuk makan adalah garasi bengkel mobil yang biasanya buka pada siang hari. Berdiri di pinggiran jl. Dharmahusada, telah membuat warungnya selalu ramai oleh pembeli yang ingin menikmati Tahu Tek buatannya. Meski begitu untuk bisa mencoba makanan khas Surabaya karya pak Jayen ini anda jangan datang terlalu malam. Karena bisa di pastikan bahwa anda tidak akan mendapatkan tempat duduk karena semua kursi sudah penuh.
Ke-unikan dari Tahu Tek Pak Jayen ini adalah racikan bumbu yang di uleg langsung di lokasi. Di warung ini anda bisa memesan berapa lombok yang anda inginkan. Hati – hati bagi yang tidak suka pedas, karena meskipun hanya lombok 3, puedesnya pooool.
3. Tahu Tek Pak Gondrong
Bagi yang berkuliah di Unair kampus B, pasti sudah tidak asing terhadap Tahu Tek yang di racik oleh Pak Gondrong ini. Pak Gondrong telah mulai berjualan Tahu Tek ini pada tahun 1975. “Dulu Unair masih sepi sekali, yang kuliah masih pakai sepeda onthel semua” jelasnya. Keramahan mahasiswa Fisip Unair membuatnya enggan beranjak dari kampus ini.
4. Tahu Tek Cak Kahar
Tahu Tek Cak Kahar ini terletak di tengah kota Surabaya. Tepatnya di Jalan Embong Malang No 78H / seberang Hotel JW Marriot. Bermula dari menggunakan gerobak , pada tahun 1996 si Cak Kahar telah membuka warung makan-nya. Kuliner Tahu Tek yang di racik Cak Kahar ini menggunakan bumbu istimewa. Bumbu ini di ramu oleh sang nenek yang bernama Nenek Aminah yang mulai berjualan tahu telor pada tahun 1960.
Keunggulan dari kuliner Tahu Tek Cak Kahar ini terletak pada 3 level pedas-nya. Level ini bisa di pesan oleh pembeli sesuai dengan seleranya masing-masing. (Yanuar Yudha)
Meski ada beberapa kota yang mengklaim masakan tahu campur sebagai makanan khasnya, tetapi rasa dan bahan yang digunakan hampir tidak ada perbedaan.

Bahan yang ada dalam sajian tahu campur ini di antaranya seperti kuah kaldu yang terdiri dari daging sapi bagian sanding lamur, kaldu, bawang merah, bawang putih, kunyit, jintan sangria, ketumbar, kencur, merica, daun jeruk dan minyak untuk menumis bumbu tersebut.
Sementara untuk perkedel singkong yang akan dipakai untuk pelengkap terbuat dari singkong parut, daun bawang, jintan, ketumbar, kunyit, garam, kecnur, bawang putih daun jerut purut dan minyak untuk menggoreng adonan singkong.
Sedangkan bahan pelengkap yang umumnya ada dalam sajian tahu campur yakni seperti petis udang, mie basah, daun selada keriting, irisan tahu goreng, tauge rebus setengah matang, dan kerupuk bawang yang ditaburkan di atas sajian.
Berikut lokasi warung tahu campur yang bisa disigahi ketika berkunjung ke Surabaya :
Warung tahu campur kaki lima di Jl. Karang Tembok Surabaya tepatnya berada di depan Rumah sakit Karang Tembok. Harga tahu campur kaki lima yag ditawarkan ini pun hanya Rp7.000 per porsi.
“Saya buka warung dari sore jam 16.00 sampai malam, bergantung dagangan habis atau belum. Kalau sudah habis ya tutup,” kata pedagang tahu campur Karang Tembok itu.
Coba juga warung tahu campur Cak Kahar Jl. Embong Malang Surabaya yang harganya tidak sampai merogoh kocek Rp20.000 per porsi. Warung ini buka hanya sore hingga malam hari.

Tag : tahu campur

Label

Blog Archive

Cari Blog Ini

Popular Posts